Single Parent


!! Coretan ini novi buat 31 Oktober 2007, novi coba tulis lagi disini karena terinsipirasi dari “orang tua” angkat novi, pak Budi. yang tanya ttg tulisan ini 🙂 semoga bisa jadi bahan untuk sharing bagi siapapun !!
——————————————————————————————————————
Dua kata yang tidak terbayangkan sebelumnya…
Dua kata yang menjadi hal menakutkan bagi kebanyakan orang…
Dua kata yang harus saya alami saat ini… Single Parent.

Tantangan terberat yang pernah saya alami sepanjang hidup saya, menjadi mama serta papa bagi anak saya Putri Qanita… sampai batas waktu yang tak tentu.
Berat ?? Pasti……
Cape ?? Jelas……
Butuh bantuan ?? Sudah tentu……
Menyesali hal itu ?? Tidak……

Seandainya saya boleh berbagi dengan para ibu-ibu yang lain, berfikirlah beribu-ribu kali untuk menjadi single parent.
Tidak mudah menjalaninya.
Perlu ketegaran dan kekuatan yang tidak sedikit untuk melewati itu semua.
Perlu kesabaran untuk menjalani itu semua.

Jika perlu dilakukan untuk sebuah harga diri,
jika perlu dilakukan untuk kebahagiaan orang lain,
jika perlu dilakukan untuk masa depan kita dan anak kita,
jika perlu dilakukan untuk menjauhkan kita dari orang-orang yang jahat pada kita,
jika kita sudah sholat istikharah,
jika kita siap mental menjalani semua dampak-dampak yang mungkin timbul,
jika kita siap menjawab pertanyaan dari anak kita nantinya,
jika kita sudah memikirkannya masak-masak,
jika kita lebih merasa nyaman dan bahagia…… maka lakukanlah…… jadilah single parent yang bertanggung jawab !!!

Mendidik, membesarkan, menjaga, serta melindungi seorang putri di jaman yang edan seperti ini tidaklah mudah. Apalagi harus dilakukan seorang diri…
Lihat bagaimana lingkungan di sekitar kita, bagaimana pengaruh buruk yang ada akibat modernisasi serta globalisasi…
Benar-benar era yang sulit bagi single parent.

Menjadi figur mama yang lembut dan penuh kasih sayang, sekaligus menjadi figur papa yang kuat dan bertanggung jawab untuk memenuhi semua kebutuhan saat ini dan masa depan untuk seorang putri, tidaklah gampang.
Seolah-olah menjadi 2 pribadi (2 manusia beda) yang bisa fleksibel berubah-ubah sesuai kebutuhan…

Berusaha berdiri dengan tegar dan benar,
diantara para suami orang yang mulai “melirik”,
di antara para istri yang ketakutan akan kedekatan dan keramahan suami mereka,
di antara para lelaki lajang yang mencari keuntungan dari posisi kita,
di antara para wanita yang mencibir tentang status single parent
… adalah pekerjaan yang berat.

Apa yang saya lakukan untuk hal-hal berat tersebut ???
Jatuh bangun (kaya lagu) saya mencobanya.
Mencari skenario yang tepat, dan belajar dari banyak orang dengan cara berdiskusi.
Membaca buku-buku bagus untuk perbaikan diri sendiri.
Tidak lupa saya berdoa !!!

Bantuan yang paling saya butuhkan adalah dari Allah (terserah Allah membantunya lewat jalur mana). Yang terpenting, semoga Allah tidak meninggalkan saya dan memberikan saya kekuatan serta kesabaran untuk menjalani episode ini…
Perlu adanya keyakinan untuk kekuatan diri sendiri, karena saya bukan superwoman.
Satu keyakinan yang membuat saya harus bertahan, putri hanya punya saya.
Jadi saya harus kuat dan tetap ‘hidup’ untuk dia.

Keyakinan lain adalah Allah adil, akan membalas semua perbuatan orang yang sudah mendzolimi kami… dan perbuatan orang yang sudah baik pada kami… (begitu juga sebaliknya)

Single parent bukan suatu trend, tapi suatu pilihan dengan banyak konsekwensi logisnya……


Leave a Reply